Perkawinan atau pernikahan merupakan sebuah momen sakral. Dalam prosesnya biasanya dilakukan dengan sangat istimewa dan menarik karena moment tersebut akan menjadi awal dan sejarah menyatunya sebuah keluarga baru dari ikatan perkawinan.
Tahapan Prosesi Pernikahan Adat Pulau Binongko
1. Poafa Mansuana
2. Pemasangan Pombola
3. Homelle'i
Kegiatan homelle'i ini dilaksanakan bersamaan dengan pemasangan pombola. Jika pemasangan pombola dilakukan oleh para kaum laki-laki, sedangkan Homelle'ika ini dilakukan oleh para ibu-ibu.
Pada zaman dahulu, yang dimaksud Homellei ini artinya membersihkan bahan makanan seperti beras atau jagung untuk persediaan makanan utama selama prosesi pernikahan nantinya.
Namun, seiring perkembangan dan modernisasi saat ini, dimana beras atau jagung sudah diolah dengan pabrik yang berkualitas sehingga orang- orang bisa membeli beras yang bersih dan higienis sehingga proses Homellei ini sudah berubah arti.
Saat ini yang dimaksud dengan Homellei ini adalah tahapan persiapan, makanan, bahan-bahan, alat kelengkapan masak, dll. Disamping itu, para ibu-ibu juga membuatkan masakan untuk hidangan makanan bagi para laki-laki yang memasang pombola.
4. Tambua Nu Koi
5. Hopo ello
- Hopo ello sebagai undangan pernikahan adatHopo ello ini dilakukan oleh para ibu-ibu dengan mengunjungi tiap-tiap rumah yang sudah ditentukan lalu menyampaikan pesan undangan secara lisan. Waktu pelaksanaannya tergantung pada keputusan pihak penyelenggara pernikahan. Tujuan undangan pernikahan secara adat ini adalah undangan bagi pihak yang di datangi untuk menghadiri akad pernikahan, termasuk undangan membantu seperti hesaimanga raneo (penjelasannya di uraian selanjutnya). Bunyi ucapan dalam hopo ello ini misalnya:
" saya datang membawa hajat dari Bpk/ibu (penyelenggara pernikahan) yang akan menikahnkan anaknya (putra/putri) di (alamat), sekiranya akan dilangsungkan akad pernikahan pada (waktu akad). Selain itu bagi ibu-ibu yang berkenan untuk waktu "hesaimanga raneo" pada hari....... Selanjutnya undangan ini disampaikan untuk semua orang di rumah ini baik bapak/ibu/anak yang bisa berkenan hadir. Terimakasih"
- Hopo Ello Kokoho'a, Hopo ello kokohoa artinya undangan adat yang dilakukan secara lisan untuk kegiatan pemotongan daging. Hal ini sesuai dengan namanya yakni 'kokoho'a = pemotongan. Hopo ello ini dilakukan oleh para anak remaja laki-laki. Pesan Hopo ello ditujukan kepada para bapak-bapak untuk membantu dalam pemotongan hewan seperti kambing atau sapi untuk persiapan inti pernikahan adat Binongko nanti.
- Hopo ello Mansuana. Hopo ello Mansuana artinya undangan adat secara lisan kepada para orang tua atau yang dituakan di tempat atau lingkungan tersebut. Hal ini diambil arti dari kata mansuana= orang tua/ orang yang lebih tua. Hopo ello mansuana ini biasanya undangan untuk menghadiri salah satu kegiatan penting dalam pernikahan yakni doa selamatan sebelum akad pernikahan berlangsung. Tahapan ini di hadiri oleh para orang tua laki-laki, tokoh adat, kerabat atau saudara laki-laki. Para pelaksana hopo ello mansuana sebagai pengantar undangan adat secara lisan ini juga dilakukan oleh para anak-anak muda atau remaja laki-laki.
6. Saimanga Raneo
Saimanga raneo merupakan salah satu tradisi atau kebiasaan budaya orang Binongko tentang sifat Gotong Royong. Dalam bahasa Kasarnya arti dari 'Saimanga Raneo' ini adalah memasak subuh-subuh.
Saimanga Raneo adalah merupakan salah satu tahapan persiapan penting untuk momen sakral dalam pernikahan yakni akad nikah. Saimanga Raneo ini dengan kata lain tujuannya sebagai persiapan perjamuan untuk para tamu undangan pernikahan nantinya.
Saimanga Raneo ini dilakukan oleh para ibu-ibu di rumah para calon mempelai dimana dalam undangan tersebut sudah termasuk dalam pokok undangan hopo ello sebelumnya.
Para ibu-ibu ini akan mempersiapkan hidangan masakan atau untuk perjamuan ini biasanya mulai dari pukul 2 atau jam 3 dini hari hingga selesai.
Selanjutnya setelah pagi harinya, para bapak-bapak juga akan bergotong royong dalam kegiatan 'kokohoa' atau pemotongan daging agar segera diolah dan menjadi lauk serta hidangan dalam momen puncak acara pernikahan adat Binongko nantinya.
7. Toba (akad nikah)
Sebelum melaksanakan Toba atau akad nikah bagi kedua mempelai, biasanya akan dilaksanakan doa selamatan terlebih dahulu. Maka disnilah momen 'hopo ello mansuana' dilakukan untuk menghadiri doa selamatan tersebut.
Dalam proses acara Toba atau akad nikah ini, bagi pihak laki-laki akan bersiap dan datang beramai-ramai ke rumah calon mempelai wanitanya untuk melaksanakan Toba atau akad nikah ini.
Untuk itu, maka pihak perempuan harus siap sedia menyambut tamu yang hadir sekaligus menyiapkan hidangan makanan atau jamuan.
Setelah semuanya selesai, maka berakhirlah tahapan dalam pernikahan adat Binongko yang digambarkan secara umum saja.
8. Acara joget
Ini merupakan salah satu tahapan tambahan biasanya sebagai simbol rasa syukur telah selesainya prosesi pernikahan. Acara joget ini terbilang hal biasa dalam adat pernikahan di Pulau Binongko namun bukan merupakan hal wajib.
Dalam acara joget tersebut tidak ada rangkaian acara khusus. Biasanya hanya joget lulo, joget bagi kedua mempelai, dan selanjutnya bebas tidak ada aturan atau acara tertentu lainnya.
0 Komentar